Tuesday 9 March 2010

West Papua: Delivered to be Equal to All Human Race, But Suppressed and Inhumanely Treated (Papua Barat: Diciptakan Sama dengan Semua Ras Manusia, tetapi Ditindas dan Diperlakukan Tidak Manusiawi)


Wow!!! Kedengarannya bombastik amat, ya! Ironisnya, keadaan itu nampaknya mendekati kenyataan pahit yang sudah. sedang dan akan terus dialami oleh penduduk pribumi Papua, ras Melanesia.

Begitu banyak ungkapan lisan dan tulisan bisa dipakai untuk mengungkapkan kebenaran penduduk asli Papua, ras Melanesia sebagai sebuah bangsa yang diciptakan Tuhan, Manseren, Sien, Akho (dll. istilah dalam berbagai bahasa dunia), seperti Alkitab (yang membenarkan setiap suku bangsa sudah diciptakan Tuhan dan diberikan tempat untuk beranak cucu dan akhirnya bertanggung jawab atas hidup mereka sesuai dengan apa yang diterima dariNYA) atau berbagai catatan peninggalan arkeologis/antropologis yang membenarkan keberadaan sebuah suku bangsa di suatu ruang yang ditempati mereka sejak jaman mereka "diadakan" olehNYA. Bahkan, dalam dokumen-dokumen politik seperti preamble sebuah konstitusi negara, semisal pada alinea 1 dari preamble UUD '45 Republik Indonesia yang berbunyi, "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas bumi harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Catatan panjang sejarah bangsa-bangsa yang melahirkan PBB pun pernah bersepakat bahwa right to self-determination adalah essence of rights (intisari dari hak asasi manusia).



Kalo demikian, apa yang salah dengan bangsa Papua Barat, ras Melanesia? Apakah mereka memang "dilahirkan" Tuhan untuk menderita sepanjang masa dan tidak memiliki hak sebagai human race yang sudah seharusnya treated sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia? Siapakah sebenarnya yang menentukan layak tidaknya satu kelompok penduduk pribumi boleh hidup dan menjalani kehidupan mereka secara utuh (adat dan budaya, hukum, ekonomi, sosial, dll)? Tuhan, kah? Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Amerika, kah? Eropa, kah? Afrika, kah? Asia, kah?, ASEAN, kah? Indonesia, kah?

Inilah tantangan kita semua yang ingin membicarakan KEBENARAN tentang sejarah Human Race, keadilan dan perdamaian dunia. Banyak kebenaran sejaran manusia telah dicampur aduk dengan berbagai macam teori yang menyesatkan, sama seperti ajaran tentang kebenaran Ilahi yang bisa dipelajari melalui kitab-kitab suci atau catatan lain atau benda-benda titipan Tuhan yang lain dalam setiap suku bangsa (baca: penduduk pribumi) di seluruh dunia, telah dicampuri dengan berbagai filsafat-filsafat manusia yang berteori tentang Tuhan. Padahal, Tuhan hanya meminta kita menenangkan diri di tempat tertentu, berdoa minta petunjukNya, dan Dia akan memberitahukan jalanNya.

Kenyataan ini jugalah, yang membuat begitu banyak kebenaran sejarah bangsa-bangsa diputarbalikan, hanya demi kepentingan segelintir ras, suku bangsa atau negara tertentu. Hal itu pulalah yang dialami bangsa Papua Barat dalam perjalanan sejarah kebangsaannya, mulai dari jaman pra Christian missionary, missionary, pemerintahan asing (Belanda, Jepang hingga Indonesia).

Dimulai dari kebenaran sejarah Bangsa Papua Barat yang disangkal, diabaikan, berlanjut kepada berbagai kekerasan panjang yang dialami hingga saat ini. Sebut saja berbagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi sejak jaman penjajahan yang terus dilawan bangsa Papua Barat. Kejahatan-kejahatan terhadap Kemanusiaan dan indikasi kuat Kejahatan Genosida (yang meskipun masih terus disangkal karena masalah pembuktian "kecenderungan" yang sulit dibuktikan dari pelaku) membuat bangsa Papua Barat dan penderitaannya tidak pernah berakhir dan terus diperburuk dengan inkonsistensi bangsa-bangsa memaknai HAM ini sendiri secara jujur. Bangsa Papua Barat, selalu dalam berbagai keadaan dan aspek, selalu ditempatkan sebagai yang paling bersalah. Ketika hendak memperjuangkan hak menentukan nasibnya sendiri, dipandang irrelevant lagi, bahkan bangsa-bangsa cenderung menutup mata atas pandangan awal mereka yang menganggap hak menentukan nasib sendiri sebagai essence of rights, bahkan layer besar yang selalu dipakai adalah no interferance to "domestic matters."

Kapankah dunia akan berhenti dari kebiasaan ini dan mulai membuka diri terhadap kebenaran dan melakukan yang benar sehingga bangsa Papua Barat tidak terus diperlakukan secara tidak manusiawi lagi?????

2 comments:

  1. Merdeka bukan hal yg bisa ditunda, apalagi ditiadakan ataupun bukan pula sebuah hal yg tdk mungkin.. bg Bangsa papua. Memang terkadang jalan ini terasa panjang dan berliku, hingga kita menjadi lelah tp spt kebenaran yg tdk bisa ditutupi ataupun ditiadakan atas nama apapun, jadi YAKINLAH bahwa jika waktu itu (kemerdekaan bangsa Papua) tiba, ia akan datang seperti Fajar yang menyingsing tepat di setiap pagi, utk membangunkan setiap orang dan melihat mereka semua pasti bersuka cita atas hari itu seperti mereka menyambut pagi hari.

    ReplyDelete
  2. Betul Sekali Pace... sebuah kemerdekaan itu adalah hak setiap pribadi, karena Tuhan saja memberikan tiga (3) hal buat kita : 1. Kita ini Unik (tidak sama antara yang satu dengan yang lain, kembar sekalipun) 2. Kita diberi talenta (dan sejak kita dilempar ke dunia ini karena kesalahan kita, kita juga diberikan senjata/alat untuk bisa mempertahankan hidup ini) 3. Keselamatan (nah ini dia yang sa mo bilang, Tuhan saja memberi keselamatan buat kita, eee...katanya sebangsa... tapi tidak pernah memberikan keselamatan buat kita...boro-boro keselamatan... kesejahteraan saja ... jauuuuuuuuh sampeeeeeeeee... bayangin... banyak saudara kita yang masih tidor di tempat tidur yang terbuat dari balak2... sementara yang disana... tidur di springbed... yang dibeli dari mengeruk harta yang notaben-nya milik kita... contoh : Freep yang diatas itu... kontraknya katanya tembaga... tapi coba kita lihat yang diambil ada emas, nikel, uranium dll... aduh betapa sejahteranya bangsa ini kalo seandainya itu diperuntukan putra bangsa ini... bukan untuk mempergendut sendiri (orang2 yang punya kuasa itu)... tapi semua itu Tete Manis diatas pasti tidak tinggal diam.... teruskan perjuanganMU...
    dan buat saudara2 kita semua bisa menikmati kebahagian dunia ini dari kesejteraan yang merata.... Amin... Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua.

    ReplyDelete